Mengenal Krisis Ekonomi Di Indonesia Pada Tahun 90an (Bag. 3)

20.40 Unknown 0 Comments


Penyehatan Perbankan

Jenis instrumen yang digunakan dalam program restrukturasi perbankan:
  1. Finansial ( bantuan finasial pada bank)
    • Bantuan likuiditas bank sentral
    • Penjaminan oleh pemerintah
    • Bantuan pemerintah dalan bentuk obligasi, hibah, kredit dan lainnya
    • Modal swasta dan suntikan obligasi
    • Tambahan Modal 
  2. Operasional ( memperbaiki tata kelola)
    • Manajemen baru
    • Penempatan karyawan yang efisien
    • Twinning
    • Memfasilitasi  masuknya bank asing uyng memiliki reputasi baik
  3. Struktural (mengembalikan daya saing)
    • Penutupan
    • Merger/Split dan ownsizing
    • Restrukturisasi kredit dan pengelolaan aset
    • Privatisasi
    • Restrukturasi perusahaan

Program restrukturisasi Perbankan
  1. Penjaminan kewajiban bank umum
  2. Restrukturisasi dan penyehatan bank
  3. Restrukturisasi utang perusahaan dan aset bank
  4. Penyelesaiaan kewajiban pemegang saham
  5. penjualan aset dan pengembalian uang negara
Sumber:

Membedah Krisis Perbankan: Anatomi Krisis dan Penyehatan Perbankan
by I. Putu Gede Ary Suta, Soebowo Musa

0 komentar:

Mengenal Krisis Ekonomi Di Indonesia Pada Tahun 90an (Bag. 2)

18.22 Unknown 0 Comments

Anatomi Krisis Ekonomi

Indikator Krisis :
  1. Early warning signal bahwa suatu negara akan dilanda krisis dapat diamati dari sisi ekonomi dan dan sisi sosial politik.
  2. Dari sisi perbankan ditandai dengan  lemahnya fungsi pengawasan dan pengaturan perbankan, terjadinya ekspansi kredit berlebihan dalam waku singkata, dan lemahnya struktur permodalan perbankan, serta kuranganya penerapan integrated risk assesment.
  3. Dari sisi pasar modal dintandai dengan sangat tingginya petumbuhan sektor pasar modal disertai crowding effect dan diperburuk oleh mata uang negara terkait yang overvalue sedang tingkat suku bunga undervalue dimana tingkat suku bunga riil menjadi lebih rendah tanpa dibarengi dengan turunnya suku bunga pinjaman
  4. Dari sisi sektor riil  terjadi pertumbuhan sektor riil yang sangat pesat dalam kurun waktu singkat.
  5. Penerapan tata kelola baik perbankan, sistem politik, dan korporasi
  6. Dari sosial politik ditandai dengan tingkat kesejahteraan masyarakat umum, tingkat daya beli masyarakat, tingkat kepuasan masyrakat terhdapa kebijakan  dengan  pertumbuhan ekonomi di negara tersebut.
Dampak Krisis
  1. Melemahnya pertumbuhan sektor riil
  2. Runtuhnya sektor perbankan
  3. Memburuknya kondisi ekonomi makro
Prinsip Dasar Penanganan krisis
  1. Adanya kebijakan pemenrintah untuk menangani krisi secaa menyeluruh dan terintegrasi
  2. Adanya program penyehatan perbankan
  3. Adanya perbaikan terhdapa infrastruktur huku,
  4. Adanya komitmen untuk melakukan tata kelola yang baik
  5. Adanya iklim politik yang kondusif
Faktor Kunci Keberhasilan Penanganan Krisis
  1. Pertumbuhan GDP yang posisitif
  2. Tingkat cadangan minimum yang tinggi
  3. Tingkat nilai tukar yang stabil
  4. Tingkat suku bunga yang stabil
  5. Tingkat penganguran yang rendah
  6. Pertumbuhan pasar modal yang tinggi

Sumber:

Membedah Krisis Perbankan: Anatomi Krisis dan Penyehatan Perbankan
by I. Putu Gede Ary Suta, Soebowo Musa

0 komentar:

Mengenal Krisis Ekonomi Di Indonesia Pada Tahun 90an (Bag. 1)

21.58 Unknown 0 Comments

Krisis Perbankan:

Kondisi di Indonesia, krisis ekonomi disebabkan oleh kelalaian dari dunia usaha sendiri. Sebelum krisis, perusahaan berlomba menggaet pinjamay meski tidak melakukan ekspansi usaha untuk diinvestasikan kembali dengan memanfaatkan perbedaan tingkat suku bunga (arbitrase) antara pinjaman dalam mata uang USD dengan suku bunga deposito dalam negeri. Hal itu dilakukan tanpa manajemen resiko terutama memperhitungkan resiko mata uang sehingga ketika terjadi krisis nilai tukar maka terjadilah dommino effect yang mengjatam berbagai sektor hingga melakirkan krisis ekonomi.Krisis ini deperburuk dengan adanya dampak moral hazzard akibat lemahnya good governace practices pada bank sentral, pemerintah dan pelaku usaha.

Buruknya kinerja sektor perbankan dan lambatnya langkah penyelamatan oleh bank sentral dan pemerintah berpengaruh  terhadapa kondisi moneter dan fiskal . Impikasi ini disebut vicious circle.

Jalan yang di tempuh oleh negara berkembang dalam mengatasi krisis  biasanya dengan melakukan kebijakan menurunnya nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang luar negeri (devaluasi ) namun banyaknya perusahaan yang memiliki kewajiban dalam bentuk USD maka kebijakan tersebut berdampak buruk pada perbankan, kondisi tersebut menjebak bank semakin kesulitan likuiditas.

Bank sentral pun menempuh jalan menyelematkan bank -bank dengan memebrikan bantuan likuiditas namun bantuan tersebut membuat uang primer bertambah dan bank sentral terjebak pada situasi wajib meningkatkan pencetakan uang sehingga terjadi akselerasi inflasi.

Alternatif lainnya, Pemenrintah dapat meningkatkan kewajiban nya dalam bentuk surat utang negara untuk membiayai rekapitalisasi bank -bank besar. Hal tiu akan berdampak pada ketidak seimbangan neraca keuangan pemerintah pada pengularan. Untuk menyeimbangan hal tersebut  penerimaan harus ditingkatkan pengan peningkatan pajak.

Devaluasi dan pajak menyebabkan devaluasi dan cost of bussiness yang tinggi dan terbentuklah lingkaran ketidakstabilan ekonomi makro.

Sumber:

Membedah Krisis Perbankan: Anatomi Krisis dan Penyehatan Perbankan
by I. Putu Gede Ary Suta, Soebowo Musa

0 komentar: